BULAN SABIT MERAH INDONESIA (BSMI) Cabang KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI menggelar PENDIDIKAN dan PELATIHAN DASAR (DIKLATSAR) di aula AFIFA FUTSAL

BULAN SABIT MERAH INDONESIA (BSMI) Cabang KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI menggelar PENDIDIKAN dan PELATIHAN DASAR (DIKLATSAR) di aula AFIFA FUTSAL

Oleh: Asnani Ummu Afra 


Kepulauan Meranti,  Selatpanjang.  Ahad, (08/01/2023). Acara ini diikuti  oleh 33 calon relawan BSMI terdiri dari kalangan ahli medis, organisasi kemanusiaan, wartawan dan masyarakat umum. Kegiatan ini diawali dengan tilawatul Qur’an yang dilantunkan oleh dr. Getrina. Lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya beserta Mars BSMI.

Sesi kedua yaitu sambutan.  Dalam hal ini disampaikan  ketua pelaksana oleh Ns. Wan Khairul Nizam,  S.Kep. (Lihat medsos: Wan Khairul Nizam).


Berikut sambutan Ketua BSMI Kepulauan Meranti oleh dr. Nuzki Yofanda, Sp.PD FINASIM. Ketua BSMI Kepulauan Meranti dalam sambutannya menyebutkan, bahwa mereka sudah pernah melaksanakan bakti sosial di desa Sokop, kecamatan Rangsang Pesisir. Kabupaten Kepulauan Meranti. Berikut akan dilaksanakan bakti sosial didesa yang membutuhkan bersama relawan BSMI Kepulauan Meranti yang akan dilantik setelah DikLatSar tersebut. 

Kegiatan DiklatSar BSMI Kepulauan Meranti 2023 merupakan kegiatan inti yang sudah harus dilaksanakan dengan target pengurus di awal dan akan dikembangkan ke relawan untuk selanjutnya. Hal ini menjadi penting agar pengurus memiliki bekal yang tepat dan baik dalam menjalankan dan terjun ketatanan nyata.

Semoga kegiatan ini mendapatkan tanggapan positif dari berbagai pihak dan berjalan sesuai yang direncanakan. Begitu tutur dan harapan Ketua BSMI Kepulauan Meranti.
(Lihat medsos: Nuzki Yofanda) 

Berikutnya pembacaan doa agar menambah keberkahan dan bermohon kelancaran dalam pelaksanaan DikLatSar oleh Teguh Wahyudi, S.Kep. 

Adapun sesi berikutnya yaitu materi yang merupakan inti dari DikLatSar yang dilaksanakan di jalan Banglas, Gedung AFIFA FUTSAL, Selatpanjang Kepulauan Meranti. 

Terdapat empat materi yang disampaikan oleh yang bersangkutan, agar relawan BSMI Kepulauan Meranti mendapatkan pendidikan dasar guna untuk sepak terjang selama dilapangan ketika bakti sosial dilakukan. 

Adapun materi pertama yaitu mengenalkan BSMI kepada relawan BSMI yang sedang mengikuti DikLatSar tersebut. Dalam hal ini disampaikan Ketua BSMI Riau oleh dr. Dewi Wijaya, Sp.P (K)


Materi kedua yaitu Mitigasi Bencana. Yang disampaikan BPBD Kabupaten Kepulauan Meranti oleh Bpk Mukhtarom Bakhrudin, S.Hut


Berikut materi ketiga yaitu "Luka dan Trauma" disampaikan Dokter Spesialis Bedah RSUD Kabupaten Kepulauan Meranti. Oleh dr. Indra Wiradinata, Sp.B


Terakhir materinya "Bantuan Hidup Dasar" disampaikan Dokter Spesialis Anatesi RSUD Kabupaten Kepulauan Meranti. Oleh dr. Devi Ariani, Sp.An



Setelah break istirahat, sholat dan makan siang. Kembali relawan BSMI Kepulauan Meranti memenuhi kursi acara untuk mengikuti serangkaian acara selanjutnya. 

Sesi berikutnya yang masih membuat relawan BSMI Kepulauan Meranti bertahan yaitu Praktek Bantuan Hidup Dasar, yang disampaikan Dokter Spesialis Anatesi RSUD Kabupaten Kepulauan Meranti, oleh dr. Devi Ariani, Sp.An.

Setelah melewati beberapa materi yang harus difahami oleh relawan BSMI Kepulauan Meranti guna untuk bekal terjun kelapangan maka sampailah ke acara penutup, namun sebelumnya disediakan 
Sesi diskusi dan Question and Answer. Ini perlu untuk menjawab pertanyaan dan menambah wawasan relawan BSMI. 


1. PERKENALAN BULAN SABIT MERAH INDONESIA


Bulan Sabit Merah Indonesia adalah Lembaga Kemanusiaan Nasional yang berdiri pada tanggal 8 Juni 2002 oleh Ketua MUI KH Amidan di Gedung Pertemuan Kompleks Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta.

Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) adalah lembaga swadaya masyarakat dan 
merupakan lembaga sosial kemanusiaan yang dikenal sebagai penggerak dan pelaksana di 
bidang pendidikan, pelayanan kesehatan dan telah terbukti memberikan bantuan sosial di 
saat bencana, di daerah konflik dan wilayah perang.

BSMI telah berkontribusi dalam pembangunan kesehatan terutama untuk mencapai tujuan MDG'S , untuk itu BSMI dituntut 
untuk profesional, agamis serta memiliki semangat tinggi dalam kontribusinya terhadap 
kegiatan pembangunan pendidikan dan kesehatan yang saat ini masih menghadapi berbagai tantangan.

Secara umum tujuan kegiatan DiklatSar BSMI tahun 2023 bertujuan untuk update ilmu dan keterampilan kepada seluruh pengurus BSMI tentang bencana dan bantuan hidup dasar (BHD) sehingga semua pengurus memiliki cara kerja yang sama dalam penanganan kejadian bencana dan gawat darurat.


 Visi

Menjadi lembaga kemanusiaan nasional di Indonesia dan bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan lain di tingkat nasional, regional dan internasional.


 Misi

1. Kemanusiaan dan Perdamaian.

2. Melindungi kehidupan akibat konflik dan situasi lain.

3. Mencegah penderitaan dengan meningkatkan dan menguatkan hukum-hukum kemanusiaan dan prinsip-prinsip kemanusiaan universal.

4. Memberikan pelayanan terbaik bagi kemanusiaan dan perdamaian.

5. Menjalin kerjasama dengan lembaga kemanusiaan dan lembaga lainnya di tingkat nasional, regional dan internasional dalam mencapai tujuannya.

2.  Mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana. Hal terkait mitigasi juga diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2007. Undang-Undang tersebut juga memuat definisi tentang mitigasi.
Menurut UU 24 Tahun 2007, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Mitigasi adalah upaya yang memiliki sejumlah tujuan yakni untuk mengenali risiko, penyadaran akan risiko bencana, perencanaan penanggulangan, dan sebagainya. Bisa dikatakan, mitigasi bencana adalah segala upaya mulai dari pencegahan sebelum suatu bencana terjadi sampai dengan penanganan usai suatu bencana terjadi.
Namun, untuk lebih mengetahui lebih dalam lagi mengenai mitigasi, penting untuk mengetahui sejumlah pengertiannya terlebih dahulu dan sejumlah langkah dan contohnya. Berikut adalah pengertian mitigasi sekaligus contoh penanganan bencana.

Pengertian Mitigasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mitigasi adalah kata benda yang memiliki dua makna tergantung konteks penggunaannya. Makna pertama, mitigasi adalah upaya menjadikan berkurang kekasaran atau atau kesuburannya (tentang tanah dan sebagainya). Sedangkan makna kedua, mitigasi adalah tindakan mengurangi dampak bencana.

Menurut Cambridge Dictionary, mitigasi adalah tindakan mengurangi seberapa berbahaya, tidak menyenangkan, atau buruknya sesuatu. Sementara itu menurut Merriam-Webster, mitigasi adalah tindakan mengurangi sesuatu atau keadaan yang dikurangi: proses atau hasil membuat sesuatu yang kurang parah, berbahaya, menyakitkan, keras, atau merusak.

Dari sejumlah definisi tersebut ada kesamaan komponen makna, yakni mengurangi sesuatu yang terkait dengan risiko, dampak, buruk, atau hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan kata lain, bisa dikatakan bahwa mitigasi adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko, dampak buruk atau hal lain yang tidak diinginkan, akibat dari suatu peristiwa, yang umumnya adalah bencana.

Mitigasi adalah upaya yang bertujuan untuk menurunkan risiko dan dampak dari bencana.

Bencana sendiri memiliki tiga kelompok kategori, yakni bencana alam, bencana nonalam , dan bencana sosial. Demikian seperti yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar.

Langkah-Langkah Mitigasi

Mengingat bencana alam merupakan risiko yang tidak terhindarkan, maka mitigasi adalah hal penting yang perlu diketahui untuk setidaknya mengurangi dampak dari bencana. Mitigasi adalah langkah yang memiliki sejumlah prosedur dan tahapan guna mengurangi risiko dan dampak dari bencana.

Berikut tahap-tahap Mitigasi Bencana yang diambil dari: 


Tahap-Tahap Penanganan Bencana :
1. Mitigasi adalah langkah yang memiliki tahap awal penanggulangan bencana alam untuk mengurangi dan memperkecil dampak bencana. Mitigasi adalah langkah yang juga dilakukan sebelum bencana terjadi. Contoh kegiatannya antara lain membuat peta wilayah rawan bencana, pembuatan bangunan tahan gempa, penanaman pohon bakau, penghijauan hutan, serta memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal di  wilayah rawan bencana.

2. Berikutnya, langkah dari mitigasi adalah perencanaan. Perencanaan dibuat berdasarkan bencana yang pernah terjadi dan bencana lain yang mungkin akan terjadi. Tujuannya adalah untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan sarana-sarana pelayanan umum yang meliputi upaya mengurangi tingkat risiko, pengelolaan sumber-sumber daya masyarakat, serta pelatihan warga di wilayah rawan bencana.

3. Langkah ketiga mitigasi adalah respons, yang merupakan upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan bencana. Tahap ini berlangsung sesaat setelah terjadi bencana. Rencana penanggulangan bencana dilaksanakan dengan fokus pada upaya pertolongan korban bencana dan antisipasi kerusakan yang terjadi akibat bencana.

4. Hal yang tak kalah penting dari upaya mitigasi adalah pemulihan. Langkah ini merupakan langkah yang perlu diambil setelah bencana terjadi guna mengembalikan kondisi masyarakat seperti semula.
Pada tahap ini, fokus diarahkan pada penyediaan tempat tinggal sementara bagi korban serta membangun kembali saran dan prasarana yang rusak. Selain itu, juga perlu dilakukan evaluasi terhadap langkah penanggulangan bencana yang dilakukan.

Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana dapat dibagi 4 kategori :

1. Kegiatan sebelum bencana terjadi.
2. Kegiatan saat bencana terjadi.
3. Kegiatan tepat setelah bencana terjadi.
4. Kegiatan pasca bencana yang meliputi pemulihan, penyembuhan, perbaikan, dan rehabilitasi.

Contoh Mitigasi

Mitigasi Bencana Tsunami
Mitigasi bencana tsunami adalah sistem untuk mendeteksi tsunami dan memberi peringatan untuk mencegah jatuhnya korban. Ada dua jenis sistem peringatan dini tsunami, yaitu sistem peringatan tsunami internasional dan sistem peringatan tsunami regional.

Mitigasi Bencana Gunung Berapi
Upaya mitigasi bencana gunung berapi meliputi pemantauan aktivitas gunung api.
Data hasil pemantauan dikirim ke Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan radio komunikasi SSB.

Selain pemantauan, mitigasi bencana gunung berapi juga melibatkan pemetaan untuk mengetahui kawasan rawan bencana gunung berapi. Ini juga memungkinkan untuk menjelaskan jenis dan sifat bahaya, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, pengungsian, dan pos penanggulangan bencana gunung berapi.



1. Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa)

2. Kenali lokasi bangunan tempat Anda tinggal

3. Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional

4. Siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll

5. Periksa penggunaan listrik dan gas


Ketika terjadi gempa, ikuti langkah berikut ini:
1. Tetap tenang

2. Hindari sesuatu yang kemungkinan akan roboh, kalau bisa ke tanah lapang

3. Perhatikan tempat Anda berdiri, kemungkinan ada retakan tanah

4. Turun dari kendaraan dan jauhi pantai.

Setelah gempa, ikuti langkah berikut ini:
1. Cepat keluar dari bangunan. Gunakan tangga biasaPeriksa sekitar Anda. Jika ada yang terluka, lakukan pertolongan pertama.

2. Hindari bangunan yang berpotensi roboh.
 
Mitigasi Tanah Longsor
Terkait dengan tanah longsor, mitigasi adalah upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak tanah longsor. Berikut hal-hal yang bisa dilakukan:
1. Hindari daerah rawan bencana untuk membangun pemukiman

2. Mengurangi tingkat keterjalan lereng

3. Terasering dengan sistem drainase yang tepat


Demikian pemaparan mengenai mitigasi, mulai dari pengertian, langkah-langkah, hingga contoh tindakan yang dapat menurunkan dampak dari timbulnya bencana.



3. Luka dan Trauma 

1. Luka

Apa itu luka?
Menurut KBBI luka adalah 
belah (pecah, cedera, lecet, dan sebagainya) pada kulit karena kena barang yang tajam dan sebagainya. 

Pertolongan pada luka memar ringan baik tidak terdapat luka terbuka dapat langsung di kompres dingin tujuan dari kompres dingin tersebut A. meleburkan pembuluh darah disekitar jaringannya
B .mencegah pertambahan banyak darah merembes ke jaringan
C .mempercepat darah merembes ke jaringan
D .mencegah terjadinya infeksi​.

Pertolongan pertama pada luka robek

Pastikan keadaan aman. ...

Menghentikan perdarahan. ...

Menelepon nomor darurat. ...

Membersihkan luka. ...

Ketahui apakah luka perlu dijahit atau tidak. ...


Pertolongan Pertama

Langkah Pertolongan Pertama Luka Bakar Akibat Bahan Kimia


Pertolongan pertama

Perawatan dari dokter

Luka bakar tidak selalu terjadi karena paparan panas, misalnya api dan terkena knalpot. Bahan kimia juga bisa menimbulkan luka bakar yang perlu ditangani dengan serius. Lantas, jika mengalami luka bakar kimia, bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan lengkapnya di sini.

Apa itu luka bakar kimia?

Luka bakar kimia adalah kerusakan jaringan yang terjadi akibat paparan terhadap zat kimia.
Beberapa zat kimiawi yang bisa menyebabkan luka bakar, yaitu zat asam yang kuat, pembersih saluran air, pengencer cat, dan bensin.
Luka bakar bisa terjadi di kulit, mata, atau bahkan bagian dalam tubuh. Luka dapat terjadi cukup dalam dan menyebabkan bekas luka bakar yang terlihat.

Apa saja penyebab luka bakar kimia?

Luka bakar kimia terjadi akibat adanya paparan terhadap zat kimia secara langsung dengan bagian tubuh tertentu.
Luka bakar umumnya langsung disadari. Namun terkadang, kondisi ini juga bisa terjadi tanpa diketahui jika disebabkan oleh zat kimia yang cukup ringan.
Paparan zat kimia ini bisa berupa terkena zat langsung atau uap dari zat tersebut.


cairan asam baterai atau aki mobil,

zat pemutih,

amonia,

produk klorinasi di kolam.

Alergi

Kesehatan Jantung

Kesehatan Pernapasan

Penyakit Kanker

Kesehatan Urologi

Penyakit Diabetes

Kesehatan Kulit


Jika luka bakar ini sangat parah, diperlukan perawatan khusus lainnya, di antaranya sebagai berikut.

Penggantian kulit.

Penyembuhan rasa sakit.

Bedah kosmetik.

Terapi okupasi untuk membantu mengembalikan kemampuan gerak seperti sediakala.

Konseling dan edukasi. (Lihat link berikut: Pertolongan Pertama)


2. Trauma 

Apa itu Trauma?

Menurut pengertian KBBI, trauma adalah keadaan jiwa atau tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat dari tekanan jiwa atau cedera jasmani, luka berat. Tropisme pertumbuhan sebagai reaksi terhadap luka. (Lihat link berikut)


Trauma adalah hal sering dikaitkan dengan tekanan emosional dan psikologis yang besar, biasanya karena kejadian yang sangat disayangkan atau pengalaman yang berkaitan dengan kekerasan. Namun, dalam konteks ini, yang dimaksud dengan “trauma” adalah trauma sebagai penyakit atau trauma pada fisik seseorang.

Dalam istilah kesehatan, “trauma” adalah cedera yang parah dan sering membahayakan jiwa yang terjadi ketika seluruh atau suatu bagian tubuh terkena pukulan benda tumpul atau tiba-tiba terbentur. Jenis cedera yang seperti ini berbahaya karena tubuh dapat mengalami shock sistemik, dan organ vital dapat berhenti bekerja secara cepat. Oleh karena itu, penolongan secara medis tidak hanya dibutuhkan, namun juga harus cepat diberikan agar dapat meningkatkan kemungkinan pasien selamat dari trauma.

Saat ini, cedera trauma merupakan penyebab dari lebih 120.000 kematian setiap tahunnya serta bertanggung jawab atas 80% kematian remaja dan 60% kematian anak. Sementara itu, setiap tahun ada lebih dari 50 juta cedera yang dikategorikan sebagai trauma dan sebagian dari cedera tersebut cukup parah sehingga pasien harus dirawat di rumah sakit.

Selain koma atau kematian, trauma juga dapat menyebabkan kelumpuhan pasien, seperti yang telah terjadi pada sekitar 8 juta orang di seluruh dunia. Baca sini.

Apa itu Trauma: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengobati

Apa itu Trauma?

Trauma adalah hal sering dikaitkan dengan tekanan emosional dan psikologis yang besar, biasanya karena kejadian yang sangat disayangkan atau pengalaman yang berkaitan dengan kekerasan. 

Namun, dalam konteks ini, yang dimaksud dengan “trauma” adalah trauma sebagai penyakit atau trauma pada fisik seseorang.

Dalam istilah kesehatan, “trauma” adalah cedera yang parah dan sering membahayakan jiwa yang terjadi ketika seluruh atau suatu bagian tubuh terkena pukulan benda tumpul atau tiba-tiba terbentur.

Jenis cedera yang seperti ini berbahaya karena tubuh dapat mengalami shock sistemik, dan organ vital dapat berhenti bekerja secara cepat. Oleh karena itu, penolongan secara medis tidak hanya dibutuhkan, namun juga harus cepat diberikan agar dapat meningkatkan kemungkinan pasien selamat dari trauma.

Saat ini, cedera trauma merupakan penyebab dari lebih 120.000 kematian setiap tahunnya serta bertanggung jawab atas 80% kematian remaja dan 60% kematian anak. Sementara itu, setiap tahun ada lebih dari 50 juta cedera yang dikategorikan sebagai trauma dan sebagian dari cedera tersebut cukup parah sehingga pasien harus dirawat di rumah sakit.
Selain koma atau kematian, trauma juga dapat menyebabkan kelumpuhan pasien, seperti yang telah terjadi pada sekitar 8 juta orang di seluruh dunia.

Trauma memiliki banyak jenis, yang dibedakan berdasarkan bagian tubuh yang mengalami trauma dan seberapa parah trauma yang dialami. Beberapa jenis cedera yang paling sering diderita adalah cedera pada otak, tulang belakang, perut, dan dada.


Penyebab Trauma

Cedera traumatis dapat disebabkan oleh banyak hal. Beberapa penyebab yang paling umum adalah:

Terjatuh

Kecelakaan

Trauma akibat benda tumpul pada kepala atau bagian tubuh lainnya

Luka bakar

Luka tusuk

Apabila mengalami cedera yang parah, organ tubuh biasanya akan berhenti bekerja. Hal ini merupakan mekanisme alami tubuh untuk melindungi organ tersebut.

Tubuh berusaha untuk menyimpan sebanyak mungkin energi untuk proses penyembuhan. Namun, adanya faktor lain seperti pendarahan dapat mempersulit proses pemulihan, sehingga harus segera diberikan pertolongan medis.

Gejala Utama

Patah tulang

Memar


Apabila pasien telah sadar atau kondisinya sudah stabil, tim paramedis akan membawa pasien ke ruang gawat darurat atau pusat penanganan trauma, di mana pasien akan langsung mendapatkan perawatan.

 Pusat penanganan trauma merupakan unit khusus di fasilitas kesehatan yang memiliki sarana prasarana yang lengkap untuk melakukan berbagai uji kesehatan, termasuk uji pencitraan dengan sinar-X, CT scan, PET scan dan menangani berbagai jenis cedera traumatis, mulai dari cedera pada otak sampai luka bakar dan patah tulang.


4. Bantuan Hidup Dasar 


Bantuan Hidup Dasar adalah Serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung (cardiacarrest). Pada korban tidak sadar (periksa dengan goyang-goyang dan cubit untuk memastikan).

Jika pada suatu keadaan ditemukan korban dengan penilaian dini terdapat gangguan tersumbatnya jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas dan atau tidak ada nadi, maka penolong harus segera melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).

Bantuan Hidup Dasar adalah Serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung (cardiacarrest).
Prosedur BHD dengan Resusitasi Jantung Paru :
Tindakan oleh 1 (satu) penolong

Pada korban tidak sadar (periksa dengan goyang-goyang dan cubit untuk memastikan).

Sekaligus atur posisi korban, terlentangkan diatas yang keras dengan cara logroll/menggelindingkan.

Hati-hati dengan adanya patah tulang belakang.

Berusaha pertolongan segera minta bantuan (berteriak,telp 119, dsb) tanpa meninggalkan pasien.

Periksa apakah pasien bernafas/tidak

Bila tidak bernafas, buka jalan nafas : Head Tilt/Chin Lift/Jaw Thrust.

Periksa kembali apakah pasien bernafas atau tidak, raba nafas 3 – 5 detik.

Bila tidak bernafas, berikan nafas dua kali, pelan dan penuh, perhatikan pengembangan dada.

Raba denyut karotis 5 – 10 detik.

Bila karotis tidak teraba, lakukan pijat jantung dari luar 15 kali dalam waktu 9 – 11 detik pada titik tumpu tekan jantung, tekan tulang dada sampai turun + 5 cm ke dalam 80 – 100 kali per menit.

Lanjutkan pemberian nafas buatan tanpa alat/dengan alat 2 kali pelan dan dalam.

Lengkapi tiap siklus dengan perbandingan dua nafas dibanding 30 pijatan.

Lakukan evaluasi tiap akhir siklus keempat (5 – 7 detik).

Nafas, denyut, kesadaran dan reaksi pupil.

Bila nafas dan denyut belum teraba, lanjutkan resusitasi jantung paru hingga korban membaik atau cenderung meningkat

Tindakan oleh 2 (dua) penolong

Langkah di atas tetap dilakukan oleh penolong pertama hingga penolong kedua datang.

Saat penolong pertama memeriksa denyut nadi karotis dan nafas, penolong kedua mengambil posisi untuk menggantikan pijat jantung.

Bila denyut nadi belum teraba, penolong pertama memberikan nafas buatan dua kali secara perlahan sampai dengan dada korban terlihat terangkat, disusul penolong kedua memberikan pijat kantung sebanyak 30 kali.

Lanjutkan siklus pertolongan dengan perbandingan 2 kali nafas buatan (oleh penolong pertama) dan 30 kali pijat jantung (oleh penolongResusitasiDemikian


Demikian Prosedur BHD dengan Resusitasi Jantung Paru yang dilakukan oleh satu orang penolong dan dua orang penolong. Baca dan klik Bantuan Hidup Dasar

baik, demikian juga pembahasan yang telah kami sampaikan tentang DIKLATSAR BULAN SABIT MERAH INDONESIA Cabang KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI. Semoga menambah wawasan bersama.


-----------------------------------------------------------------------

Note:
Silakan tinggal jejak. Bagi yang mau Soft Selling, bisa banget sini aku bisikin agar bisa aktivitasmu direkam jejak literasi tulisan disini. Hubungi saja alamat dibawah. Terima kasih. 

Oleh: Asnani Ummu Afra 
Ig: Asnani Ummu Afra 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar